KAPAL API Indonesia Open 2025 akan dikenang sebagai salah satu edisi paling ikonik dalam sejarah panjang turnamen ini. Pekan yang penuh dengan kemenangan besar, kebangkitan emosional, dan aksi bulu tangkis kelas dunia berhasil memikat para penggemar di Stadion Istora Senayan, Jakarta.
Sejarah untuk Prancis: Gicquel dan Delrue Ciptakan Keajaiban Super 1000
Momen terbesar bagi Prancis terjadi ketika Thom Gicquel dan Delphine Delrue berhasil menjuarai Indonesia Open 2025 — gelar BWF Super 1000 pertama untuk negara mereka. Kemenangan mereka atas pasangan Thailand Dechapol Puavaranukroh/Supissara Paewsampran menjadi kisah bersejarah yang luar biasa.
Pertandingan berakhir dengan momen dramatis ketika pukulan terakhir Gicquel jatuh di dalam garis, sementara pasangan Thailand yang kehabisan kesempatan challenge hanya bisa menyaksikan sejarah tercipta. Gicquel langsung memeluk Delrue dengan penuh emosi, merayakan pencapaian terbesar mereka sebagai pasangan ganda Prancis.
Padahal, hasil ini terasa jauh dari kenyataan di awal turnamen. Di babak pertama, mereka hampir tersingkir oleh pasangan tuan rumah Rehan Naufal Kusharjanto/Gloria Emanuelle Widjaja. Namun sejak itu, performa mereka terus meningkat, hingga akhirnya tampil sempurna secara taktik dan eksekusi di partai final.
“Saya tidak percaya,” kata Gicquel. “Awalnya sangat sulit, dan kami tidak pernah menyangka bisa melangkah sejauh ini. Ini gila — salah satu tujuan kami tahun ini adalah memenangkan turnamen besar, dan semua kerja keras kami akhirnya terbayar.”
Delrue tampil gemilang di depan net, memotong hampir semua bola lawan, sementara Gicquel terus menekan dengan variasi serangan tajam. Bahkan Puavaranukroh mengakui keunggulan mereka:
“Mereka bermain cepat — lebih cepat dari kami. Saya tidak bisa mengatasinya. Mereka terus menekan bola ke bawah sepanjang waktu,” ujarnya.
Bagi Delrue, kemenangan ini bukan hanya soal trofi. “Kami sangat senang bisa membuat bulu tangkis semakin populer di Prancis lewat kemenangan ini,” katanya. “Saya ingin menjadi yang pertama memenangkan turnamen besar — dan sekarang itu sudah tercapai.”
An Se Young: Pekan yang Tak Terlupakan di Jakarta
Bagi An Se Young, sang juara Olimpiade asal Korea, Indonesia Open 2025 menjadi ujian mental dan keyakinan diri. Meski sempat kehilangan rasa percaya diri di awal, ia menutup turnamen dengan gelar Super 1000 ketiganya tahun ini, menunjukkan ketangguhan yang membuatnya menjadi ikon dunia bulu tangkis.
An sempat mengaku tidak nyaman di pertandingan awal: “Saya tidak tahu kenapa saya kehilangan kepercayaan diri di lapangan. Saya terlalu banyak berpikir.” Namun seiring berjalannya turnamen, ia perlahan menemukan ritmenya kembali, terutama saat menaklukkan Akane Yamaguchi di semifinal lewat laga penuh ketegangan.
Di final melawan Wang Zhi Yi, situasi tampak berat ketika An tertinggal satu gim dan 9–17, tetapi ia bangkit luar biasa dengan memenangkan 12 dari 14 poin berikutnya untuk memaksa rubber game — dan setelah itu, pertandingan sepenuhnya menjadi miliknya. “Itu pertandingan yang sangat sulit,” ujarnya. “Saya frustrasi karena performa saya tidak sampai setengah dari biasanya. Tapi saya tetap berjuang, dan akhirnya berhasil.”
Sorotan Lain Indonesia Open 2025
• Kim Won Ho/Seo Seung Jae meraih gelar Super 1000 ketiga mereka tahun ini setelah mengalahkan pasangan Indonesia Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi Isfahani 18–21, 21–19, 21–12.
• Pearly Tan/Thinaah Muralitharan hampir meraih gelar Super 1000 pertama mereka, tetapi kalah tipis dari pasangan Tiongkok Liu Sheng Shu/Tan Ning 23–25, 21–12, 21–19.
• Di sektor tunggal putra, Anders Antonsen membalas kekalahan di final 2019 dengan mengalahkan Chou Tien Chen 22–20, 21–14.
Jakarta Kembali Tampilkan Aksi Dunia yang Spektakuler
Dengan atmosfer yang luar biasa, dukungan penonton yang fanatik, dan pertandingan berintensitas tinggi, Indonesia Open 2025 sekali lagi menegaskan posisinya sebagai salah satu turnamen paling bergengsi di kalender BWF World Tour Super 1000. Dari kemenangan bersejarah Prancis hingga kebangkitan pemain Korea dan kejutan dari tuan rumah, turnamen ini membuktikan bahwa Jakarta tetap menjadi jantung dunia bulu tangkis.


